Thursday, May 6, 2010

Softskill VS Korupsi

Softskill adalah suatu kemampuan dari masing-masing individu dalam mengembangkan diri mereka, diantaranya mengembangkan sikap toleransi, sosial, kepedulian, emosi, empati dan unsur-unsur psikologis lainnya. Hal ini bertujuan agar setiap individu mampu hidup bersama-sama dalam lingkungan bermasyarakat. Sedangkan Korupsi bisa dikatakan sebagai tindakan yang secara sengaja menyalahi kekuasaan dan kepercayaan yang diberikan kepada masing masing individu dalam ruang lingkup jabatan tertentu dengan memperkaya diri mereka sendiri atau orang-orang dekat mereka. Lalu apa hubungan antara softskill dan korupsi?

Menurut saya, ada hubungan antara kegiatan korupsi dan softskill. Kegiatan korupsi dapat terjadi akibat kurangnya softskill pada diri seseorang, karena kurangnya kontrol dari diri mereka masing-masing. Mereka menganggap bahwa perbuatan yang mereka lakukan adalah sah, padahal berdampak buruk bagi orang lain. Kita dapat mengambil contoh kasus Gayus Tambunan, seorang pegawai pajak golongan III A yang memiliki simpanan sebesar 25 Milyar. Mengapa Gayus bisa sampai melakukan korupsi dengan nilai sebesar itu? Mungkin salah satu jawabannya adalah kurangnya softskill. Mungkin ia terbujuk oleh godaan didalam pikirannya bahwa ia bisa menikmati hidupnya dengan uang yang berlimpah-limpah hasil korupsi. Dan benarlah bahwa ia termakan oleh godaan tersebut karena ia kurang dapat mengontrol dirinya, mengontrol pikirannya dan kurang memiliki semangat juang. Andaikan ia lebih memiliki softskill, mungkin ia akan lebih berfikir panjang tentang godaan korupsi tersebut, dan mungkin ia tidak akan melakukan  korupsi tersebut. 

Semua hal diatas hanya opini dari saya sebagai penulis yang baru-baru ini mencoba menulis untuk mengerjakkan tugas-tugasnya :)

No comments:

Post a Comment